APA ITU NIKEL SEBAGAI BAHAN BAKAR KENDARAAN LISTRIK

80% nikel???  PT Antam yang digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik telah terisi. 

Namun, Pemerintah menilai masih diperlukan roadmap untuk swasembada, tidak bergantung pada 20 produk impor untuk memproduksi baterai mobil listrik. 

Itu juga menyerap hingga 44.000 ton grafit per tahun, yang diimpor dari Cina, Brasil, dan Mozambik. 

Ada juga mangan sulfit dan sulfur sulfit yang masing-masing membutuhkan hingga 12.000 ton per tahun dan masih harus diimpor.

Selain nikel, bahan baku yang menyumbang 80% produksi baterai kendaraan listrik, lanjut Dany, ada produk manufaktur lainnya. Salah satu yang paling penting adalah lithium hidroksida. Indonesia membutuhkan sekitar 70.000 ton per tahun dan sejauh ini harus mengimpor dari China, Chile dan Australia. Pengalihdayaan litium untuk baterai kendaraan listrik juga ada di China.

electric car

sumber: voa indonesia

Oleh karena itu, menurut Dany, pemerintah harus membuat roadmap untuk dapat mandiri dan mandiri terhadap 20 produk impor tersebut dalam memenuhi kebutuhan produksi baterai mobil listrik. Ia menambahkan, saat ini KPI sedang menyiapkan roadmap, antara lain apakah perlu membeli tambang lithium di luar negeri, untuk mengurangi ketergantungan impor dan nantinya KPI bisa menjadi perusahaan investasi.

Dalam pertemuan itu, Direktur Utama PT Aneka Tambang (Antam) Nicolas D. Kanter mengatakan, di Indonesia terdapat dua jenis bijih nikel, yaitu grade 1 dan grade 2. Bijih nikel grade 1 merupakan bahan baku produksi stainless steel dan baterai. Mobil listrik.

Menurutnya, PT Antam dan IBC telah menandatangani framework agreement dengan CBL dan LGES. CBL adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia, sedangkan LGES adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia. CBL mendominasi pasar Cina, sedangkan LGES mendominasi pasar AS dan Eropa.

Menurut Nicolas, untuk memproduksi nikel untuk baterai kendaraan listrik, PT Antam bulan lalu membagi unit bisnis nikel menjadi dua anak perusahaan PT Antam yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku, yaitu PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Antam. PT Nusa Karya Arindo ( NKA).  

“Prediksi kami, pada tahun 2035, penggunaan baterai akan mencapai hampir 60 gigawatt jam atau setara dengan 500-600.000 mobil listrik (di Indonesia) per tahun, dan untuk sepeda motor listrik, jumlahnya bisa mendekati empat juta sepeda motor listrik per tahun. ,” kata Toto.

Toto menambahkan, dibutuhkan waktu 3-4 tahun untuk membangun infrastruktur produksi baterai mobil listrik. Ia meyakini Indonesia bisa memproduksi massal baterai mobil listrik untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor paling lambat pada 2025 atau 2026.  Tujuannya, pada 2030, Indonesia sudah menguasai teknologi produksi baterai.

Menurut Toto, IBC dan Antam memastikan pasokan nikel sebagai bahan baku produksi baterai mobil listrik kepada dua mitranya, 

CBL dan LG, sehingga produksi sel baterai mobil listrik dilakukan seluruhnya di Indonesia. 

Sebagian besar kendaraan listrik, mobil, dan sepeda motor yang dijual saat ini menggunakan baterai litium. Baterai jenis ini memiliki fungsi menyimpan energi untuk mengoperasikan kendaraan listrik. Jenis baterai litium ini berbeda dengan baterai kendaraan bermesin pembakaran dalam, yang juga dikenal sebagai baterai.

Baterai yang digunakan oleh kendaraan listrik lebih kompleks dan lebih bertenaga. Tapi harganya sama-sama tinggi, bisa 10%-50% dari total harga mobil. Indonesia sendiri merupakan sumber bahan baku baterai lithium yang melimpah. 

Bahan untuk baterai kendaraan listrik

Baterai yang digunakan pada kendaraan listrik terbuat dari sejumlah bahan baku seperti kobalt dan nikel. Indonesia diyakini memiliki cadangan nikel yang sangat besar, sehingga berperan strategis dalam pengembangan kendaraan listrik.

Nikel merupakan produk pertambangan yang termasuk dalam kategori logam bernilai tinggi. Nikel tercipta dari sisa-sisa tanaman atau makhluk hidup yang telah terkubur di dalam tanah selama jutaan tahun. Logam perak ini keras tetapi mudah dibentuk dan tahan karat. 

Nikel juga merupakan bahan baku baterai litium yang digunakan pada ponsel atau perangkat elektronik lainnya. Baterai litium merupakan produk ramah lingkungan karena dapat diisi ulang.

Mobil Listrik

Ada beberapa produsen nikel utama di Indonesia. Menurut pengajuan, penguasaan produk nikel terbesar nasional dipegang oleh Morowali Industrial Park (IMIP) Indonesia. Perseroan menguasai hilirisasi produksi nikel hingga 50%, menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2020. 

sumber: voi.id

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Keindahan Alam Gunung Semeru Indonesia

Gunung Semeru, also known as Mount Semeru or Mount Meru, is a prominent stratovolcano located in East Java, Indonesia Gunung Semeru memiliki...